Ada barometer yang populer dalam Islam untuk menerima atau menolak pinangan seorang laki-laki. Yaitu kesalehan. Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda, “Jika datang melamar kepadamu orang yang engkau ridha agama dan akhlaknya, maka nikahkanlah dengannya, jika kamu tidak menerimanya, niscaya akan terjadi fitnah di bumi dan kerusakan yang luas.” (HR. Tirmidzi, hasan).
Pesan hadits tersebut sangat kuat, karena ada bahaya besar sebagai akibatnya bila dilanggar. Tetapi bagaimana bila Anda yang dilamar tidak memiliki rasa cinta kepada peminang?
Dalam masalah itu, Syaikh Muhammad Shalih Al-Munajjid, direktur situs Tanya-Jawab Islam, berfatwa, “Jika Anda tidak menyukai untuk menikah dengan seseorang, Anda tidak berdosa, meskipun dia termasuk laki-laki yang saleh.”
Ia menjelaskan bahwa tumpuan pernikahan itu adalah memilih suami yang saleh disertai kecenderungan rasa cinta kepadanya. Namun tidak dibolehkan membencinya karena agamanya, karena itu mengakibatkan dosa.
Seorang mukmin itu wajib dicintai karena Allah, dan dari sisi berpegang teguhnya kepada agamanya. Namun dengan mencintai agamanya tidak harus menikah dengannya selama tidak ada rasa cinta kepadanya.
Pada masa Rasulullah, kisah Mughits dan Barirah adalah realitas sejarah dalam masalah ini. Mughits adalah seorang yang saleh. Ia berjenggot dan berstatus sebagai sahabat Nabi shallallahu’alaihi wa sallam.
Dalam Shahih Al-Bukhari disebutkan bahwa Barirah memilih untuk menolak cinta Mughits, sekalipun diberi harta yang banyak. Bahkan, ketika Rasulullah sendiri menjadi perantara agar Barirah mau menerima Mughits, ia tetap menolak.
Padahal, selain saleh, Mughits sangat mencintai Barirah. Ia selalu mengikuti Barirah ke mana pergi sambil menangis karena mengharapkan cinta Barirah.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hal ini pernah bersabda kepada pamannya, Abbas, “Wahai Abbas, tidakkah engkau heran betapa besar rasa cinta Mughits kepada Barirah namun betapa besar pula kebencian Barirah kepada Mughits.”
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepada Barirah, “Andai engkau mau kembali kepada Mughits?!”
“Wahai Rasulullah, apakah engkau memerintahkanku?” tanya Barirah.
“Aku hanya ingin menjadi perantara,” jawab Nabi shallallahu ‘alaihi wa salam.
“Aku sudah tidak lagi membutuhkannya,” kata Barirah (menegaskan isi hatinya). (HR. Bukhari)
Sumber : www.kiblat.net
0 Response to "Dipinang Laki-laki Saleh, Tapi Tak Cinta, Ditolak atau Diterima?"
Posting Komentar